Sutradara: Thea
Sharrock
Penulis
naskah: Scott Neustadter, Michael H. Weber, Jojo Moyes
Produser: Karen
Rosenfelt, Alison Owen
Pemain:
Emilia Clarke, Sam Claflin, Janet McTeer, Jenna Coleman, Charles Dance,
Brendan Coyle, Matthew Lewis.
Studio :
Warner Bros
Me Before You merupakan sebuah novel karya Jojo
Moyes. Novel yang kemudian diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama
dibintangi oleh artis Emilia Clarke sebagai Louisa Clark dan aktor Sam Claflin
sebagai Will Traynor. Film ini berkisah
tentang seorang pemuda kaya raya bernama Will Traynor dimana dia sangat
mencintai kehidupan yang dijalaninya, kehidupan yang mewah dimana dia bisa
melakukan apapun yang dia inginkan sampai akhirnya dirinya mengalami kecelakan
yang menyebabkan dia lumpuh total dan tidak bisa melakukan apa-apa sehingga
membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk mempekerjakan seorang perawat untuk
menjaga Will yaitu Loiusa Clark seorang wanita muda dan enerjik dimana dia
selalu menggenakan pakaian dan sepatu yang bergaya vintage. Loiusa Clark seorang wanita muda ceria yang berada dalam
kehidupan dimana dia harus melakukan pekerjaan untuk membantu kedua
orangtuanya, seorang wanita muda sehat yang terperangkap dalam zona nyamannya,
seorang wanita muda yang memiliki begitu banyak harapan dan impian tetapi dia
tidak bisa melakukannya karena dia terlalu terpaku didalam kehidupannya
sekarang.
Sinopsis dari
belakang novel Me Before You
"Lou Clark tahu banyak hal. Dia tahu berapa langkah jarak antara
halte bus dan rumahnya. Dia tahu dia suka sekali bekerja di kedai kopi e
Buttered Bun, dan dia tahu mungkin dia tidak begitu mencintai pacarnya,
Patrick.
Tetapi Lou tidak tahu bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya, dan
peristiwa apa saja yang akan menyusul kemudian. Setelah mengalami kecelakaan,
Will Traynor tahu dia sudah tidak berminat lagi untuk melanjutkan hidupnya.
Dunianya kini menyusut dan tak ada lagi suka cita. Dan dia tahu betul,
bagaimana mesti menghentikannya.
Namun Will tidak tahu bahwa sebentar lagi Lou akan masuk ke dunianya
dengan membawa warna-warni ceria. Mereka berdua sama-sama tidak menyadari,
betapa mereka akan membawa perubahan besar ke dalam kehidupan satu sama
lain."
Will Traynor adalah seorang pengusaha sukses berumur
31 tahun yang menyukai berbagai macam olahraga ekstrem, selalu melakukan
perjalanan selama hidupnya, begitu mencintai kehidupannya sehingga dia tidak
pernah merasa bosan. Hingga suatu hari saat akan pergi untuk berangkat ke
kantor Will mengalami kecelakaan dimana sepeda motor menabraknya saat dia
hendak menyebrang dan ini membuat saraf tulang belakangnya terganggu dan
membuat dia lumpuh total dari leher hingga kaki. Pada masa awal Will mengalami
kelumpuhan dia masih bersemangat menjalani terapi untuk mendapatkan kesembuhan
tetapi selama dia mencoba dia hanya bisa menggerakan jempol dan telunjuknya
saja, hal ini membuat dia menjadi orang yang gampang marah, dingin dan selalu
menyendiri hingga membuat dia sudah merasa tidak memiliki harapan untuk hidup.
Kemarahannya semakin menjadi saat mengetahui bahwa mantannya akan menikah
dengan sahabatnya sendiri.
Louisa Clark adalah seorang
wanita muda berumur 26 tahun yang harus membantu ekonomi keluarganya. Lou telah
bekerja disebuah kedai kopi selama 6 tahun tetapi akhirnya dia harus dipecat
dari kedai kopi tersebut. Akhirnya dia memutuskan untuk mendatangi job centre untuk mendapatkan pekerjaan baru
tetapi ternyata itu tidak mudah mengingat keahliannya yang tidak banyak.
Beruntung bagi Lou karena ada lowongan pekerjaan yang baru masuk yaitu sebagai
perawat untuk orang cacat dengan gaji yang lumayan banyak dan tentu saja tidak
dibutuhkan keterampilan khusus. Tanpa ragu lagi Lou langsung mengambil
pekerjaan tersebut. Hari-hari pada saat pertama bekerja dilalui Lou dengan
penuh kesabaran karena harus menghadapi Will yang sangat dingin, tapi ini tidak
membuat Lou mudah menyerah karena untuk mendapatkan pekerjaan tidaklah mudah
ditambah saat mengetahui bahwa Will akan mengikuti dignitas yaitu sebuah
perkumpulan yang membantu mereka yang mengalami kelumpuhan atau penyakit yang
tidak bisa disembuhkan dengan memberikan suntikan mati.
Setelah beberapa bulan Lou
mengenal Will dan akhirnya mereka menjadi dekat satu sama lain, membuat Lou
bercerita tentang kehidupannya yang selalu bersama keluarganya dan menghabiskan
waktu bersama pacarnya Patrick padahal disisi lain Lou mempunyai potensi
didalam dirinya. Will membuat Lou menyadari bahwa Lou mempunyai potensi dan harus
membuat hidupnya berarti karena hidup itu hanya sekali, membuat Lou mau untuk
menambah wawasannya dengan berpergian kemanapun dia mau dan tidak terlalu
mengkhawatirkan orang lain.
Ibu Will tidak menyetujui bahwa
anaknya akan mengikuti dignitas, dia menolak dengan keras keputusan anaknya dan
memberikan waktu selama 6 bulan agar Will bisa merubah pikirannya tersebut. Mengetahui
hal ini Lou tidak tinggal diam dia membuat rencana liburan selama 6 bulan,
hal-hal yang bisa membuat Will untuk lebih menghargai hidupnya, meskipun dalam
keadaan lumpuh tapi dia tetap bisa merasakan apa yang orang normal rasakan. Lou
menemani Will selama 6 bulan berpergian ketempat-tempat yang indah, pertunjukan
musical Mozart, arena berpacuan kuda. Terus menemani dan berharap bahwa Will
orang yang dia cintai mengubah pemikirannya untuk terus hidup dan tinggal
bersamanya.
Saat menonton film ini pada
bagian awalnya aku kira bakal seperti kisah klasik lainnya dimana sang cowok
yang lumpuh kemudian bertemu dengan cewek yang menjadi perawatnya, saling jatuh
cinta satu sama lain dan hidup bahagia bersama selamanya kemudian the end kisah berakhir dengan bahagia
tapi ternyata aku salah kisahnya tidak seklise dan seklasik itu karena saat
menontonnya hingga akhir banyak pelajaran hidup yang bisa aku petik melalui film
ini.
Berawal dari kisah Will hal yang
bisa aku petik adalah dia seorang yang cerdas dan berpandangan luas dia bisa
melihat kehidupan dengan begitu positif meskipun dalam keadaan yang tidak
beruntung. Ketika dia belum lumpuh dia begitu mencintai hidupnya dia melakukan
semua hal yang menyenangkan dalam hidupnya tetapi seketika kebahagiannya lenyap
dalam sedetik, dia lumpuh dan tidak bisa melakukan apapun yang dia inginkan tetapi
dia tetap mencoba untuk bisa sembuh pada masa awal dia didiagnosa lumpuh oleh
dokter hingga akhirnya Will merasa bahwa dia sudah cukup melakukan semuanya dan
menyerah untuk hidupnya. Disaat seperti ini Will masih bisa membuka pandangan
Lou tentang kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan yang seharus menjadi lebih
bermakna yaitu dengan cara melakukan apa saja yang membuatmu senang karena
hidup hanya sekali jadi gunakanlah waktu sebaik-baiknya. Ada kalimat Will yang
membuat aku tergugah yaitu saat dia memberikan surat terakhir untuk Lou.
“Live boldly, Clark. Push yourself. Don’t settle. Wear those stripy legs
with pride. Knowing you still have possibilities is a luxury. Knowing I might
have given them to you has eased something for me.”
Kata-kata Will yang membuat aku
terpana adalah Don’t settle (jangan cepat
puas) mungkin bagi sebagian orang ini diartikan dengan serakah atau mungkin
bahkan ada yang berpandangan seperti bagaimana bisa kamu hidup seperti itu ?
mengapa sangat egois ? but,, not for me. I agree with Will.
Kenapa ? karena hidup terlalu membosankan
jika kamu merasa nyaman dengan kehidupan yang dengan mudah kamu dapatkan. Banyak
hal yang bisa kamu lakukan diluar sana, banyak hal yang bisa kamu gapai ketika
kamu keluar dari zona nyaman kamu. Jangan pernah merasa cepat puas dengan
kehidupan nyamanmu karena kamu tidak akan pernah tau hal menarik apa yang akan
kamu dapatkan ketika kamu keluar dari semua sisi nyamanmu.
Live boldly. Push Yourself - Hidup terlalu membosankan ketika kamu
hanya terus merasa khawatir dengan hidup orang lain, hidup terlalu membosankan
ketika kamu hanya mendengarkan perkataan orang lain sehingga tidak bisa
membahagiakan dirimu sendiri. Hiduplah dengan berani. Kobarkan semangatmu.
Knowing you still have possibilities is a luxury – kemungkinan adalah
suatu keajaiban dan itu adalah kemewahan yang kita punya dalam hidup.
Belajar dari kisah Lou dimana dia
mau memahami kondisi Will dan mau membuka hatinya terutama saat Will memutuskan
untuk mengikuti dignitas meskipun pada awalnya berat dan tidak merelakannya
tetapi Lou berani untuk memahami Will. Sebenarnya sifat memahami inilah yang
penting untuk kasus orang-orang seperti Will karena masih banyak orang-orang
diluar sana yang tidak berempati dan hanya bisa mengkritik. Bisa dibilang film ini
mengandung unsur sensitif yang masih diperdebatkan hingga kini yaitu tentang Euthanasia
tetapi melihat dari film ini harusnya kita lebih bisa berani untuk memahami dan
berempati.
0 Comments