Kembali lagi di Food Diary kami. Sedang berjalan-jalan di kota wisata Tenggarong? Kalian wajib coba rumah makan satu ini ketika kalian sudah puas menjelajah.
Bisa dikatakan restoran ini termasuk restoran legendaris karena sudah buka sejak beberapa puluh tahun silam. Karena statusnya ini, restoran yang sudah dirombak beberapa kali ini selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan. Untuk mengenang pendiri restoran ini, terdapat foto sang pemilik yang dipajang di restoran ini.
Yang harus kalian lakukan setelah tiba di tempat ini yaitu kalian harus memilih lauk apa yang kalian inginkan. Lauk pauk yang masih mentah ini disimpan dalam freezer dan kalian bisa melihat aneka jenis seafood atau panganan hewani dari laut maupun panganan hewani dari sungai. Tidak hanya itu, mereka juga menyediakan hidangan lain seperti sate-sate atau ayam baik ayam potong atau ayam kampung.
Setelah selesai memilih, panganan seafood akan ditimbang dan dicatat kemudian kita ditanya mau dimasak dengan cara apa. Kalian bisa memilih sesuai keinginan seperti yang ada di menu atau bisa sekedar digoreng dan dibakar, untuk ayam dan sate tidak ditimbang namun dihitung per potong atau per tusuknya. Setelah itu kita dipersilahkan untuk duduk dan menunggu sampai makanannya tiba.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesanan lauk beserta sayur-mayur diantar ke meja kami. Disini sayur-mayur memang diantar walaupun kalian tidak memesannya, bisa dbilang hampir mirip dengan sistem di rumah makan Padang. Kalau kalian merasa cocok dengan sayur-mayurnya bisa kalian makan, tapi kalau kalian tidak cocok dengan sayur-mayurnya tidak masalah jika tidak dimakan. Lebih baik dipisahkan atau dipinggirkan agar ketika dihitung sayur yang tidak dimakan tidak ikut dihitung.
Sayur asem |
Tumis kangkung |
Tumis pare |
Sayur bening |
Ikan lais ini cocok disantap ketika digoreng kering-kering dan dimakan bersama dengan sambalnya. Di bagian ujung ekornya begitu garing dan renyah sehingga kalian bisa makan bersama tulangnya. Untuk bagian daging yang dekat dengan kepala lebih baik dimakan dagingnya saja karena terkadang bagian ini lebih lembut dan tidak terlalu garing walaupun digoreng kering sekalipun.
Ikan lais goreng kering |
Patin Goreng is our most favorite menu when eating in here. Ketika digoreng kering kulitnya begitu garing dan renyah, tetapi dagingnya tetap lembut, apalagi lemaknya yang bisa dibilang persis dengan lemak ayam. Makan bersama sambal terasa lebih nikmat.
Patin goreng |
Ikan asin |
Demikian food diary kami pada hari ini dan nantikan terus food diary kami yang berikutnya. Sampai bertemu kembali.
Alamat:
2 Comments
Isshhhh makanan rumah beginilah yg aku paling suka bangetttttt :p. Sukses ini bikin laper mbaaa.. Nth kapan sempet ke kalimantan
ReplyDeleteayok dah main-main kesini, dijamin pulang ke jakarta naik timbangan jiakakaka
Delete