Detail pengeluaran selama tanggal 20 September di Tokyo
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang (meskipun sebenarnya tidak terasa karena enak tidur), akhirnya pada pagi harinya saya tiba di Tokyo, tepatnya di Kajibashi Parking Lot yang berada dekat dengan Stasiun Tokyo. Karena penginapan saya di Nishiasakusa, saya harus berjalan ke Stasiun Kyobashi karena stasiun ini dilewati oleh kereta jalur Ginza Line yang menuju ke arah Stasiun Tawaramachi.
Dari sini saya menggunakan Tokyo Subway Pass (beli di Klook dan bisa redeem di Kansai International Airport) yang mengcover seluruh jalur Tokyo Metro dan Toei Subway, serta tersedia dengan durasi waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Berhubung saya berada di Tokyo selama 3 malam, jadinya saya mengambil pass 72 jam yang dibanderol dengan harga 1.500 yen. Berbeda dengan pass yang biasanya berakhir jam 12 malam, Tokyo Subway Pass berakhir sesuai durasi pemakaian terhitung dari jam awal pemakaian. Contohnya seperti saya, mulai menggunakan pass 72 jam ini di Stasiun Kyobashi pada tanggal 20 September jam 09.47 pagi, dan bisa dipakai hingga tanggal 23 September jam 09.47 pagi.
Dari sini saya menggunakan Tokyo Subway Pass (beli di Klook dan bisa redeem di Kansai International Airport) yang mengcover seluruh jalur Tokyo Metro dan Toei Subway, serta tersedia dengan durasi waktu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Berhubung saya berada di Tokyo selama 3 malam, jadinya saya mengambil pass 72 jam yang dibanderol dengan harga 1.500 yen. Berbeda dengan pass yang biasanya berakhir jam 12 malam, Tokyo Subway Pass berakhir sesuai durasi pemakaian terhitung dari jam awal pemakaian. Contohnya seperti saya, mulai menggunakan pass 72 jam ini di Stasiun Kyobashi pada tanggal 20 September jam 09.47 pagi, dan bisa dipakai hingga tanggal 23 September jam 09.47 pagi.
Tokyo Subway Pass untuk 72 jam |
![]() |
Jalur yang tercover Tokyo Subway Pass |
Baca Juga: Itinerary Jepang 6 Hari 5 Malam 3 Kota 7 Jutaan - Osaka (Part 1)
Karena penginapan di Nishiasakusa baru bisa check-in jam 4 sore, jadinya saya titip koper dulu dan langsung berjalan ke Sensoji Temple yang berjarak cukup jauh, kurang lebih 700 meter dari tempat penginapan. Tapi ini lebih baik karena kalau saya kembali ke Stasiun Tawaramachi (ini saja sudah kurang lebih 500 meter) dan turun di Stasiun Asakusa, tetap juga dari Stasiun Asakusa harus jalan kaki juga kurang lebih 500 meter.
Gerbang Hozomon |
Kuil Sensoji |
Setelah puas keliling Sensoji Temple, mendadak perut keroncongan yang berarti tandanya untuk makan siang. Kebetulan sekali di dekat daerah Sensoji Temple ada yang menjual ramen halal dan saya segera bergegas ke sana. Untuk ulasan lengkapnya akan saya buat terpisah.
Naritaya Halal Ramen |
Shoyu ramen regular (800 yen) dan Karaage small (300 yen) |
Setelah makan, saya berencana ke jembatan Kachidoki sambil menikmati suasana sungai Sumida sebelum ke Odaiba. Dari Stasiun Asakusa ambil jalur Toei Asakusa Line menuju ke Stasiun Shimbashi, kemudian keluar dari kereta dan jalan kaki sedikit ke Stasiun Shiodome. Dari Stasiun Shiodome ambil jalur Toei Oedo Line untuk ke Stasiun Kachidoki. Awalnya pingin sekali bersantai-santai sejenak di sekitaran sungai Sumida, tapi karena mendadak hujan cukup deras mau tidak mau hanya sekedar mampir saja.
Sumida River |
Kachidoki Bridge |
Dari Stasiun Kachidoki, kembali ke arah Stasiun Shiodome dan keluar kereta untuk ambil kereta jalur Yurikamome Line. Berhubung Tokyo Subway Pass tidak mengcover jalur Yurikamome Line, mau tidak mau harus bayar untuk ke Odaiba. Dari Stasiun Shiodome ke Stasiun Odaiba Kaihinkoen dibanderol dengan harga 320 yen. Kalau punya kartu IC seperti Suica atau Pasmo dan sudah terisi saldo, tidak perlu repot-repot untuk membeli karcis kereta. Untungnya daerah Odaiba masih mendung, jadi masih bisa jalan santai sejenak di Odaiba Kaihinkoen.
Odaiba Kaihinkoen dan gedung Fuji TV |
Gedung Fuji TV dari dekat |
Odaiba Statue of Liberty dengan latar Rainbow Bridge |
Bahkan selama perjalanan pulang hujan pun tidak berhenti sehingga saya tiba di penginapan dengan keadaan basah kuyup. Jadinya saya beristirahat sejenak dan membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanan sambil menunggu hujan berhenti. Kebetulan karena belum makan malam, jadinya keluar dari penginapan sebentar untuk beli makanan di Sevel. Saat mau keluar dari penginapan, ternyata hujan masih belum berhenti dan anginnya cukup kencang. Untung penginapan memiliki payung yang bisa dipinjam untuk dipakai.
![]() |
& And Hostel Asakusa Station, Nishiasakusa (agoda.com) |
Setelah makan malam dan mempersiapkan diri, hujan masih tidak menunjukkan tanda-tanda mau berhenti. Mau tidak mau harus tetap jalan dengan bermodalkan pinjaman payung dari penginapan. Tempat yang terbesit di kepala yaitu Shibuya, tempat dimana patung Hachiko berdiri dan Shibuya Crossing yang terkenal dengan padatnya pejalan kaki saat menyeberang dari segara penjuru arah. Meskipun hujan, Shibuya Crossing tetap ramai oleh pejalan kaki sambil menggunakan payung yang mereka bawa setiap saat ketika musim penghujan tiba. Setelah dari Shibuya, sebenarnya saya sudah sempat berada di Roppongi, tetapi karena hujannya bertambah deras dan anginnya berhembus kencang, mau tidak mau saya kembali ke penginapan.
Pemandangan Shibuya Crossing dari Stasiun Shibuya |
Patung Hachiko |
DETAIL
|
HARGA
|
Tokyo 72-Hour Subway Pass (beli di Klook)
|
JPY 1.500
|
Makan siang di Naritaya Halal Ramen
|
JPY 1.100
|
Tiket Stasiun Shiodome ke Stasiun Odaiba Kaihinkoen
|
JPY 320
|
Tiket Stasiun Daiba ke Stasiun Shimbashi
|
JPY 320
|
Penginapan 3 malam di & And Hostel Asakusa Station
|
JPY 5.605
|
Beli 2 onigiri dan karaage di Sevel untuk makan malam
|
JPY 400
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari pertama
|
JPY 9.245
|
Detail pengeluaran selama tanggal 21 September di Tokyo
Setelah bangun pagi dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan jalan-jalan, saya harus terima keadaan karena hujan masih saja mengguyur Tokyo di pagi hari. Mau tidak mau harus meminjam payung lagi untuk jalan-jalan pada hari ini. Tempat pertama yang terbesit di kepala adalah Tokyo Tower, jadi dari Stasiun Tawaramachi ambil jalur Ginza Line ke arah Stasiun Ueno-Hirokoji, kemudian keluar kereta dan ambil jalur Toei Oedo Line di Stasiun Ueno-Okachimachi (tersambung dengan stasiun Ueno-Hirokoji) ke arah Stasiun Akanebashi. Setelah keluar dari stasiun, harus jalan kaki sedikit untuk menuju Tokyo Tower (dengan bantuan Google Maps tentunya).
Sudah puas berfoto, kembali lagi berjalan kaki ke arah Stasiun Akanebashi dan ambil kereta jalur Toei Oedo Line ke arah Stasiun Shinjuku. Niat mau jalan-jalan sebentar di Shinjuku jadi buyar karena mendadak angin berhembus kencang ditambah dengan hujan yang tidak berhenti-henti. Kebetulan di daerah Shinjuku terdapat restoran gyukatsu rekomendasi dari AnakJajan, jadinya saya makan siang dulu di sana. Ulasan Gyukatsu Motomura cabang Shinjuku bisa dilihat di sini
Tokyo Tower |
Gyukatsu Motomura cabang Shinjuku |
Paket 130 gr dengan satu side dish (1.500 yen) |
Gerbang toori Meiji Jingu kalau dari Stasiun Meiji-jingumae 'Harajuku' |
Meiji Jingu bagian luar |
Meiji Jingu bagian dalam |
Masih bergelut dengan hujan di malam hari, jadinya saya tetap menggunakan payung untuk ke Akihabara. Dari Stasiun Tawaramachi ambil kereta ke arah Stasiun Ueno, kemudian setelah itu turun dari kereta dan ambil kereta jalur Hibiya Line ke arah Stasiun Akihabara. Sebelum berkeliling Akihabara, saya makan di Curry House CoCo Ichibanya tepat setelah keluar dari Stasiun Akihabara.
Scrambled Egg Curry (638 yen) |
AKB48 Cafe & Shop |
Akihabara |
Setelah berkeliling Akihabara, tidak terasa sudah berjalan hingga sampai Stasiun Suehirocho. Kebetulan stasiun ini dilewati oleh kereta jalur Ginza Line, jadinya saya segera masuk stasiun dan ambil kereta yang menuju arah Stasiun Asakusa, kemudian keluar kereta dan ambil kereta jalur Toei Asakusa Line ke arah Stasiun Oshiage. Stasiun Oshiage terhubung dengan mal dan Tokyo Skytree sehingga tidak perlu berjalan cukup jauh. Setelah mengambil beberapa foto, saya langsung balik ke penginapan.
Tokyo Skytree |
DETAIL
|
HARGA
|
Makan siang di Gyukatsu Motomura Shinjuku
|
JPY 1.500
|
Makan malam di Curry House CoCo Ichibanya Akihabara
|
JPY 638
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari kedua |
JPY 2.138
|
Detail pengeluaran selama tanggal 22 September di Tokyo
Di hari terakhir saya di Tokyo, tetap saja pagi-pagi masih disambut dengan hujan. Walaupun begitu, semangat jalan-jalan tidak boleh hilang. Tempat pertama yang terbesit di kepala adalah Ueno Park, jadi dari Stasiun Tawaramachi ambil jalur Ginza Line ke arah Stasiun Ueno. Stasiun Ueno memang cukup luas tetapi tidak terlalu jauh untuk menuju ke Ueno Park. Banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di Ueno Park, mulai dari kebun binatang, museum, hingga kuil. Tadinya mau ke kuil Benten-do karena kuil Benten-do terkenal dengan bentuknya yang heksagonal dan berada di tengah-tengah kolam Shinobazu. Begitu saya tiba di sana, banyak sekali orang yang mengantri, membuat antrian yang cukup panjang di jalan menuju kuil, sehingga saya mengurungkan niat ke sana.
Dari Ueno Park, saya pun langsung tancap menuju Ikebukuro. Sebenarnya kalau dari Stasiun Ueno bisa langsung ke Ikebukuro pakai kereta JR Yamanote Line. Berhubung tidak mau rugi karena sudah menggunakan Tokyo Subway Pass, jadinya saya ambil kereta jalur Ginza Line (atau bisa juga Hibiya Line) ke arah Stasiun Ginza, kemudian keluar kereta dan ambil kereta jalur Marunouchi Line ke arah Stasiun Ikebukuro. Layaknya Shinjuku, Shibuya dan Akihabara, Ikebukuro juga menjadi wilayah pusat perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi.
Setelah berjalan-jalan di Ikebukuro, saya sudah tidak sabar mau mencoba kedai sushi 100 yen bernama Sushiro yang kebetulan membuka cabangnya di Ikebukuro. Untuk di Ikebukuro, rata-rata semua sushi-nya seharga 120 yen dan belum termasuk pajak. Ada juga beberapa sushi yang harganya di atas 120 yen dan beberapa makanan lain seperti ramen maupun dessert. Ulasan lengkapnya bisa dilihat di sini.
Ueno Park |
Kiyomizu Kannon-do |
Bunga teratai (belum mekar) di Kolam Shinobazu |
Ikebukuro |
Sushiro cabang Ikebukuro |
Sushi yang keluar dari conveyor belt |
![]() |
Ameyoko (jpninfo.com) |
DETAIL
|
HARGA
|
Makan siang di Sushiro Ikebukuro
|
JPY 512
|
Beli 2 onigiri dan sate kulit di FamilyMart untuk makan malam
|
JPY 388 (±)
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari ketiga |
JPY 900
|
Detail Pengeluaran selama tanggal 23 September di Tokyo
Akhirnya saya harus siap meninggalkan Tokyo, meskipun masih belum rela dan puas untuk meninggalkan negara ini. Yang penting tetap bersyukur karena sudah dikasih kesempatan untuk berlibur ke sini. Setelah check-out dari hostel, saya membeli onigiri dan sate kulit di FamilyMart (entah kenapa jadi ketagihan) sebagai bekal untuk makan pagi dan makan siang. Kalau dari Stasiun Asakusa ke Narita Airport harganya sekitar 1.100 yen. Untuk menyiasati ini, saya menggunakan Tokyo Subway Pass untuk terakhir kalinya karena akan habis pada pukul 09.47 pagi, dari Stasiun Tawaramachi ke arah Stasiun Asakusa, kemudian keluar kereta dan ambil kereta jalur Toei Asakusa Line ke arah Stasiun Oshiage.
Di Stasiun Oshiage, saya keluar sebentar dan membeli tiket Keisei Line ke arah Narita Airport seharga 980 yen yang dimana jauh lebih murah kalau dibandingkan dari Stasiun Asakusa. Yang saya naiki kereta jalur Keisei-Oshiage Line yang harus turun di Stasiun Keisei-Takasago, kemudian pindah kereta jalur Keisei Main Line Express ke arah Narita Airport Terminal 2.
DETAIL
|
HARGA
|
Beli 4 onigiri dan 2 sate kulit di FamilyMart untuk makan pagi dan makan siang
|
JPY 776 (±)
|
Tiket Keisei Line dari Stasiun Oshiage ke arah Narita Airport
|
JPY 980
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari terakhir |
JPY 1.756
|
(kurs JPY 1 = IDR 134)
Saya menggunakan AirAsia untuk perjalanan pulang dari Narita langsung menuju Jakarta dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam. Rute ini seharga Rp 1.462.000,- saat rute ini sudah resmi beroperasi dan gencar dipromosikan, meskipun sayangnya rute yang baru berumur 5 bulan ini harus tutup pada tanggal 30 September kemarin.
Total Detail Pengeluaran
Keterangan
|
Total
Harga
|
Kurs
|
Total
Harga Setelah Kurs
|
Tiket Perjalanan dari DPS-KIX transit DMK
|
IDR 1.819.000
|
-
|
IDR 1.819.000
|
Kartu SIM Jepang 4G 8 GB (promo)
|
IDR 193.418
|
-
|
IDR 193.418
|
Total Pengeluaran di Osaka
|
JPY 5.655
|
IDR 134
|
IDR 757.770
|
Total Pengeluaran di Kyoto
|
JPY 8.350
|
IDR 134
|
IDR 1.118.900
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari pertama
|
JPY 9.245
|
IDR 134
|
IDR 1.238.830
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari kedua
|
JPY 2.138
|
IDR 134
|
IDR 286.492
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari ketiga
|
JPY 900
|
IDR 134
|
IDR 120.600
|
Total Pengeluaran di Tokyo hari terakhir
|
JPY 1.756
|
IDR 134
|
IDR 235.304
|
Tiket Perjalanan dari NRT-CGK
|
IDR 1.462.000
|
-
|
IDR 1.462.000
|
Total
Pengeluaran 6 Hari 5 Malam Di Jepang
|
IDR 7.232.314
|
Catatan:
- Karena saya tinggal di Samarinda, total pengeluaran ini belum termasuk dengan rute dari Balikpapan ke Bali maupun dari Jakarta ke Balikpapan. Total pengeluaran ini juga belum termasuk untuk membeli oleh-oleh karena kalau oleh-oleh biasanya cenderung fleksibel.
- Belum termasuk visa karena harga pengurusan visa berbeda-beda, tergantung dari tipe paspor (paspor biasa atau e-paspor) dan tempat pengurusannya (langsung di kedutaan atau lewat travel agent).
Akhir kata, mohon maaf jika masih ada kekurangan ketika menyusun itinerary ini. Semoga itinerary ini bermanfaat bagi kalian yang membutuhkannya. Terima kasih dan sampai bertemu kembali.
0 Comments